Minggu, 31 Oktober 2010

Visit Indonesia Year 2010



The Republic of Indonesia is the largest archipelago in the world comprising 17,504 large and small tropical islands fringed with white sandy beaches, many still uninhabited and a number even still unnamed. Straddling the equator, situated between the continents of Asia and Australia and between the Pacific and the Indian Oceans, it is as wide as the United States from San Francisco to New York, equaling the distance between London and Moscow.  Indonesia has a total population of more than 215 million people from more than 200 ethnic groups. The national language is Bahasa Indonesia.

Among the most well known islands are Sumatra, Java, Bali, Kalimantan (formerly Borneo), Sulawesi (formerly Celebes), the Maluku Islands (or better known as Moluccas, the original Spice Islands) and Papua. Then, there is Bali “the world’s best island resort” with its enchanting culture, beaches, dynamic dances and music. But Indonesia still has many unexplored islands with grand mountain views, green rainforests to trek through, rolling waves to surf and deep blue pristine seas to dive in where one can swim with dugongs, dolphins and large mantarays. 

Because of her location, and geology, Indonesia is blessed with the most diverse landscape, from fertile ricelands on Java and Bali to the luxuriant rainforests of Sumatra, Kalimantan and Sulawesi, to the savannah grasslands of the Nusatenggara islands to snow-capped peaks of West Papua.
Her wildlife ranges from the prehistoric giant Komodo lizard to the Orang Utan and the Java rhino, to the Sulawesi anoa dwarf buffalos, to birds with exquisite plumage like the cockatoo and the bird of paradise. This is also the habitat of the Rafflesia the world’s largest flower, wild orchids, an amazing variety of spices, and aromatic hardwood and a large variety of fruit trees. Underwater, scientists have found in North Sulawesi the prehistoric coelacanth fish, a “living fossil” fish, predating the dinosaurs living some 400 million years ago, while whales migrate yearly through these waters from the South Pole. Here are hundreds of species of colourful coral and tropical fish to admire.

Culturally, Indonesia fascinates with her rich diversity of ancient temples, music, ranging from the traditional to modern pop, dances, rituals and ways of life, changing from island to island, from region to region. Yet everywhere the visitor feels welcomed with that warm, gracious innate friendliness of the Indonesian people that is not easily forgotten.   

Facilities-wise Indonesia’s hotels are second to none. In fact, many of our luxurious and unique hotels have constantly been listed as some of the best in the world, located on white sandy beaches, overlooking green river valleys, or situated in the heart of busy capital Jakarta. While Indonesia’s cities like Jakarta, Bandung, Surabaya, or Makassar are a hive of activities for business and leisure and a paradise for shoppers, offering upscale boutiques selling top brand names, to local goods at road-side stalls. Here gourmets can treat themselves to the many regions’ delectable spicy cuisine or dine sumptuously at international restaurants. And for sheer relaxation, Indonesia Spas are second to none to reinvigorate both body and mind.  

Convention centers are equipped with state-of-the-art facilities, as many top international conferences and exhibitions are held in Jakarta, Bali to Manado, ranging from the Global Climate Change Conference in Bali to the World Ocean Conference in Manado , to trade and investment exhibitions and tourism trade shows in many provincial capital cities.

Jakarta, Bali, Medan, Padang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Makassar are connected by direct international flights, and many regular and low cost carriers fly passengers to Indonesia’s towns or remote locations.
Continue reading →

Suku Dayak

Asal Mula Suku Dayak Kalimantan

Tentang asal mula suku bangsa Dayak, banyak teori yang diterima adalah teori imigrasi bangsa China dari Provinsi Yunan di Cina Selatan. Penduduk Yunan ber-imigrasi besar-besaran (dalam kelompok kecil) di perkirakan pada tahun 3000-1500 SM (SM). Sebagian dari mereka mengembara ke Tumasik dan semenanjung Melayu, sebelum ke wilayah Indonesia. Sebagian lainnya melewati Hainan,Taiwan dan filipina.

Pada migrasi gelombang pertama yang oleh beberapa ahli disebut proto-melayu, datanglah kelompok negroid dan weddid. Sedangkan gelombang kedua, dalam jumlah yang lebih besar di sebut Deutero-Melayu. Para migran Deutero-Melayu kemudia menghuni wilayah pantai Kalimantan dan disebut suku Melayu. Proto-melayu dan Deutero-melayu sebenarnya berasal dari negeri yang sama.

Menurut H.TH. Fisher, migrasi dari asia terjadi pada fase pertama zaman Tretier. Saat itu, benua Asia dan pulau Kalimantan yang merupakan bagian nusantara masih menyatu, yang memungkinkan ras mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan Muller-Schwaner.

Dari pegungungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977-197 8)

Cerita selanjutnya suku Dayak adalah tentang bagaimana mereka menghadapi gelombang-gelombang kelompok lain yang datang ke Kalimantan. Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak, sering disebut ”Nansarunai Usak Jawa”, yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389 (Fridolin Ukur,1971). Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman.

Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1608). Sebagian besar suku Dayak memeluk Islam tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai orang Melayu atau orang Banjar. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman di Kalimantan Tengah, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan Watang Balangan. Sebagain lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang Sultan Kesultanan Banjar yang terkenal adalah Lambung Mangkurat sebenarnya adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum)

Tidak hanya dari nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa diperkirakan mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643. Dari manuskrip berhuruf kanji disebutkan bahwa kota yang pertama di kunjungi adalah Banjarmasin. Tetapi masih belum jelas apakah bangsa Tionghoa datang pada era Bajarmasin (dibawah hegemoni Majapahit) atau di era Islam. Kedatangan bangsa Tionghoa tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik (Departeman Pendidikan dan Kebudayaan,1977-197 8)

Bahkan sumber lain menyebutkan sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Chang Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci (Sarwoto kertodipoero,1963)
Continue reading →

Bamboo Rafting

Nice villages visit along the way from Loksado to Haratai. Can mingle with locals who take doggies and piggies as pets. Locals addressed piggies as gunik. And greenery forests during trekking. Tropical and rainforest vegetations along the way.

Loksado is a small town about 5 hours ride from Banjarmasin, the capital city of South Kalimantan. Or about 3 hours from Marabahan.

From Loksado, travelers can start trekking to Meratus Mountainous Range with itinerary Loksado-Malaris-Haratai. With additional attraction bamboo rafting in Amandit river.

Trekking from Loksado to Haratai is nice, especially if the time close to sunset and evening. Passes wooden bridge and forests and small rivers and several villages. And the evening sky showing thousand stars that feel so close to the earth.
Continue reading →

Rabu, 27 Oktober 2010

B 737 200 Divert Banjarmasin

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Cuaca terasa cerah. Sebanyak 116 calon penumpang dengan santai memasuki pesawat Boeing 737-200 milik Maskapai Penerbangan Trigana Air.

Selasa (26/10/2010) sekitar pukul 10.20 WIB, pesawat meninggalkan Bandara Iskandar, Pangkalanbun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Pesawat bernomor penerbangan 701 itu menuju Semarang, Jawa Tengah.

Baru sekitar 15 menit mengudara, pesawat terasa lain. Suara gemuruh terdengar dari sayap sebelah kiri. Rupanya mesinnya mati. Itu berarti pesawat hanya menggunakan mesin di sayap sebelah kanan.

Penumpang pun langsung gemetar. Tidak terkecuali dengan Lingga. Pria berkaus merah warga Jalan Hasanuddin, Pangkalanbun, itu hanya bisa berdoa.

Apalagi Pilot Capt. Edy Sunarto mengakui pesawat yang tengah berada di ketinggian 7.000 feet itu masalah dan harus mendarat darurat. Bandara terdekat yang paling layak didarati adalah Syamsudin Noor, Banjarbaru.

Petugas Bandara Syamsudin Noor pun siaga. Satuan pemadam kebakaran lengkap dengan beberapa mobil pemadam kebakaran standby di dekat apron. Demikian pula dengan anggota Basarnas Kalsel.

"Kami siaga dua," kata Airport Duty Manager (ADM) PT Angkasa Pura I Banjarmasin Bandara Syamsudin Noor, Rusli.

Siaga 2 artinya darurat namun masih bisa diatasi. Personel hanya siaga tidak langsung mengambil tindakan. "Tim keamanan, pemadam kebakaran, hingga teknisi siaga di posisi masing-masing," ujarnya.

Setelah ditunggu beberapa saat, pesawat Trigana Air mendarat. Beberapa saat kemudian, penumpang keluar. Mereka kemudian dibawa ke terminal. Lingga pun duduk lemas.

"Alhamdulilah pesawat mendarat dengan lancar," kata mahasiswa semester 1 Universitas Diponegoro tersebut.

Sementara sejumlah penumpang lainnya sibuk menelepon
keluarga.

Setelah perasaan mulai tenang, sambil menenteng barang, mereka mendatangi kantor Trigana Air. Mereka meminta segera diterbangkan ke Semarang dengan menggunakan pesawat lain.

"Kami tidak mau telantar di Banjarmasin. Kami ingin segera melanjutkan penerbangan," ujar Paijo, warga Pangkalanbun.
Sedang Ibu Darjo, seorang perempuan paruh baya, hanya termenung di dekat eskalator. "Saya ingin segera sampai di Semarang. Seharusnya saya bisa ikut mengantarkan jenazah ibu saya. Karena kejadian ini, saya batal mengantarkannya ke pemakaman. Saya sudah kontak keluarga di sana, agar saya ditinggal saja," tuturnya.

Petugas Trigana Air pun sibuk mengurus keberangkatan penumpangnya. Akhirnya seluruh penumpang berhasil diberangkatkan sekitar pukul 16.00 Wita dengan menggunakan pesawat lain. Ada yang ke Yogyakarta, ke Surabaya dan ada yang langsung ke Semarang.


"Saya Pernah Mengalaminya"

Capt. Edy Sunarto sibuk dengan telepon genggamnya. Dia giat menanyakan kondisi pesawat Boeing 737-200 Trigana Air yang dikemudikannya, Selasa (26/10) pagi.

Saat ditemui di Restoran Blue Sky Bandara SyamsudiN noor, Edy mengakui pesawat mendarat darurat hanya dengan satu mesin.

"Saya pernah mengalami hal seperti ini. Jadi saat mengetahui mesin sebelah kiri mati, saya berusaha tetap tenang mengemudikan pesawat. Saat itu prosedur mesin tunggal langsung kami berlakukan," katanya.

Mesin pesawat sebelah kiri mati 15 menit selepas lepas landas dari Bandara Iskandar, Pangkalanbun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Saat itu pesawat berada di ketinggian 7.000 feet.

"Semua kami informasikan kepada penumpang. Semua kami minta untuk tetap tenang hingga pendaratan bisa dilakukan dengan selamat," ujar pilot telah memiliki pengalaman 14.000 jam terbang tersebut.

Continue reading →

Jumat, 22 Oktober 2010

Airlines Nuansa Islam

ID, BATULICIN - Ustadz kondang Yusuf Mansyur mengaku dalam waktu dekat akan hadir pesawat terbang bernuansi islami di Indonesia.

"Pesawat itu jalur lokal dan bernuansa Islami, pramugarinya memakai jilbab dan disediakan alquran di tiap tempat duduk," ujarnya ustadz Mansyur di Masjid Darul Azhar Batulicin, Kamis (12/11) malam.

Dia berada di Bumi Bersujud untuk memberikan siraman rohani kepada 5.000 warga yang memadati masjid itu. Hadir dalam acara itu mantan Bupati Tanahbumbu Zairullah Azhar.

Menurut Mansyur, bisnis penerbangan itu merupakan salah satu upaya membangun `kerajaan' ekonomi bangsa Indonesia, sebab aset-aset sumber ekonomi Indonesia selalu dikuasai orang asing.

"Untuk mewujudkan itu kami dalam proses pembelian tiga pesawat terbang. Ke depan kita akan membeli pesawat berbadan besar yang mampu mengangkut jemaah haji Indonesia dengan tarif murah," katanya.

Zairullah dalam acara itu mengajak semua warga Tanbu mendoakan Bupati Mardani H Maming dan wakilnya Difriadi diberi kemudaan dalam memimpin Tanbu.

"Mudah-mudahan Mardani dan Difri dimudahkan dalam menjalankan tugasnya," kata Zairullah.

Sayang Mardani tidak hadir dalam acara tausiah akbar itu.

Zairullah berjanji rutin melakukan tausiah dengan mengundang ustadz dan ustadzah kondang seperti Yusuf Mansyur, Arifin Ilham. Bahkan dalam waktu dekat dia akan mendatangkan ustadzah kondang Mama Dedeh.
Continue reading →

Pulau Kembang

Jangan bayangkan kalo di pulau yang berada di tengah-tengah Sungai Barito ini banyak terdapat bunga-bungaan yang berwarna-warni. Pulau ini terkenal karena didalamnya banyak banget terdapat monyet-monyet yang cukup jinak.Mulai dari yang masih bayi sampe monyet yang sdh bau tanah.He..
Untuk menuju kesini cukup mudah kok.Cukup menyewa klotok (perahu kecil bermesin) di sungai-sungai sekitar Banjarmasin.Biaya sewanya cukup variatif.Tapi rata-rata sekitar 100 hingga 150 ribu perak.Udah termasuk kunjungan ke Pasar Terapung Muara Kuin.Karena Pulau Kembang ini gak jauh-jauh amat dari Pasar Terapung itu.Soal durasi sewa,kayaknya cukup lama.

Sesaat sebelum klotok tambat di dermaga Pulau Kembang, puluhan monyet sudah siap siaga mau memasuki klotok.Tujuannya satu: nyari makanan gratis dari para wisatawan. Bagi mereka yang gak terbiasa ama monyet (apalagi cewek), pasti akan berteriak histeris ketakutan.Tapi sebenarnya monyet-monyet itu tidak mencelakai pengunjung.

Tepat diatas dermaga terdapat loket yang diisi oleh petugas yang kayaknya tingkat keprofesionalan kerjanya sangat meragukan.Harga masuknya hanya Rp.3500.Bisa sepuasnya mengelilingi Pulau Kembang.
Tapi sayang fasilitas seperti arena bermain anak sudah berstatus HIDUP SEGAN MATI TAK MAU.

Kondisinya sangat memprihatinkan.Tapi ya sudahlah. Toh daya tarik salah satu destinasi wisata Kalsel ini bukan arena bermain itu, tp para monyet & alamnya yang masih hijau.

Disana terdapat sebuah jembatan dari kayu yang meliuk-liuk kayak ular.Diatas jembatan itulah, saya ama pengunjung lain bisa menikmati alam sambil memberi makan monyet.Jembatan itu akan berujung tepat di sekitar loket masuk.

Tips dari saya :
  • Jangan lalai ama barang bawaan kayak kacamata, topi dll.
  • Kalo emang barang bawaan diambil ama monyet, kasih aja monyetnya makanan pasti barang milik kita itu dikembalikan.Lucu ya??
  • Usahakan hari minggu aja kesini, karena ramai ama pengunjung.Semakin ramai, semakin banyak monyetnya keluar dari dalam hutan.Dan semakin banyak kejadian seru kayak jeritan ketakutan ibu-ibu saat didekati monyet.
  • Bawa uang tunai, karena disana banyak guide local yang akan memandu wisatawan.Tugas mereka memanggil para monyet, menawarkan pengunjung makanan kayak kacang, membantu mengambilkan barang pengunjung yg diambil monyet.Nah gak enak kan kalo gak dikasih duit.Sukarela aja nominalnya.Lima ribu ato 10 ribu.

Pulau Kembang ini masih sangat asri dengan ditumbuhi tanaman khas Kalimantan.Beda banget ama suasana sekitarnya di Sungai Barito yang sibuk ama kapal tanker, depo Pertamina, bongkar muat di Pelabuhan Trisakti, lalu lalang kapal pengangkut batubara, pabrik dll.Itulah resiko yang dihadapi semua kota besar tak terkecuali Banjarmasin.

Nah saatnya bagi anda yang kebetulan ke Banjarmasin berkunjung ke pulau nya para monyet ini.Dijamin seru.

Continue reading →

Ikan Saluang "Kriuuuukk"

Sejenak Kita Tinggalkan Hiruk Pikuk dan Bisingnya Suara Engine (Mesin Pesawat) kita Dengar Suara Perut Kita yang Kroncooongan,oinilah ikan khas Banjarmasin yang banyak penggemarnya. Dengan ukuran mungil, ikan ini sangat renyah kalo sudah digoreng. Sangat enak buat dijadikan lauk ataupun dijadikan cemilan. Hampir mirip dengan Ikan Balita punyanya Bogor, tapi ikan saluang ini lebih kecil. Untuk kemasan 250gr
Continue reading →

Ketupat Kandangan

Satu kuliner yang sangat unik saya temukan di Banjarbaru, namanya Ketupat Kandangan. Kandangan sendiri diambil dari nama Kota Kecamatan yang merupakan ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Ketupat dan Dodol Kandangan merupakan kuliner yang cukup terkenal dari kota ini. Jadi apa yang unik dari Ketupat Kandangan ini???
Yang pertama adalah bahan dasarnya. Menggunakan Ikan Haruan (mungkin lebih dikenal dengan ikan gabus) yang dimasak dalam kuah yang mirip dengan opor tapi agak lebih manis. Kita bisa memilih bagian kepala atau badan untuk tiap porsi yang dipesan. Untuk "sumber karbohidrat"nya digunakan ketupat yang tidak "pulen", tapi mudah hancur. Mengapa mudah hancur? Karena, keunikan yang kedua, walaupun berkuah, cara memakan ketupat kandangan ini "seharusnya" tidak menggunakan sendok, tapi tangan saja. Jadi kupat yang mudah hancur tersebut sedikit diremas-remas oleh tangan di dalam kuahnya, sehingga kuahya dengan mudah meresap ke dalam ketupat. Ini yang membuat kita bisa menggunakan tangan untuk memakannya karena kuahnya sudah habis, terserap ke dalam ketupatnya. Unik bukan? Tapi saya sih masih memilih menggunakan sendok untuk menyantapnya :)
Continue reading →

Soto Banjar "Yummiii"

Soto Banjar, ya kayanya gak afdol kalo ke Banarmasin gak nyicipin kuliner yang satu ini. Potongan kupat atau lontong yang dipadukan dengan kuah soto yang kaya akan aroma rempah-rempah seperti kayu manis, kapulaga, cengkeh, biji pala dan lain-lain. Ditambah dengan soun, telur rebus dan perkedel kentang... perfecto.
Continue reading →

Itik Panggang Emmm..

Itik Panggang. Banyak tempat makan di kawasan kota Seribu sungai ini yang menjajakan masakan ini, sebenarnya apa bedanya sih itik ini dengan bebek yang juga banyak menjadi bahan utama berbagai menu di Pulau Jawa? Menurut orang sana sih gak ada bedanya, alias itik = bebek. Tapi tulisan Om Bondan Winarno di kompas.com sedikit menerangkan bahwa yang digunakan di Banjarmasin adalah itik alabio yang berbeda dari jenis bebek yang biasa kita dapati di Jawa. Lalu apa istimewanya itik panggang ini?

Potongan yang disajikan pada itik panggang tidak seperti menu-menu bebek yang biasa kita temui. Dagingnya disajikan dalam potongan-potongan kecil jadi tidak ketauan lagi apakah ini bagian paha atau dada atau lainnya. Kemudian daging itik ini diramu dalam olahan bumbu kecap dan dibakar di atas arang, disajikan dengan sambal khas yang luar biasa manissss. Memang banyak sekali masakan khas banjar yang kuat rasa manisnya, termasuk sambalnya. Di luar rasa manis sambalnya, itik panggang ini saya kasih acungan dua jempol, selain dasarnya emang saya suka berbagai masakan olahan daging bebek, itik panggang ini emang punya cita rasa berbeda dengan bumbu yang meresap sampai ke dagingnya. Kudu dicoba dah...
Continue reading →

BDJ - KBU

Kotabaru merupakan kota Kabupaten yang merupakan bagian dari Wilayah Kalimantan Selatan yang terletak 350 km dari Banjarmasin, 9 jam lamanya ditempauh melalui perjalanan darat dan 30 menit melalui Udara. Kotabaru adalah Kabupaten yang tumbuh dan berkembang sangat pesat Banyaknya investor dan Pekerja keluar masuk Kotabaru meupakan pendukung Pertumbuhan Kabupaten yang sering disebut " Saija An ", seiring pertumbuhan tersebut ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Semakin berkembangnya daerah tersebut Kotabaru dijadikan Bidikan Maskapai untuk menerbangi daerah Tersebut, Trigana Air merupakan salah satu Airline Pertama yang menerbangi Bumi Saija An, diikuti dengan Kal Star dan yang akan menyusul Wings Air dengan ATR 72-500.
Continue reading →

Kamis, 21 Oktober 2010

Kartika Air Ordered 15 Sukhoi

23 Apr 2010, 02:29:22 WIB

Kartika Airlines Memesan 15 Sukhoi SuperJet 100s

Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC) dan Kartika Airlines telah menandatangani Perjanjian Utama untuk 15 Sukhoi Superjet 100-dan 15 maskapai opsional lainnya. Perjanjian tersebut senilai $ 448 juta. Dengan diumumkannya perjanjian tersebut, Kartika Airlines menjadi pelanggan SSJ100 pertama di Asia Tenggara. "Dengan Kartika Airlines sebagai pelanggan perdana kami di Asia Tenggara,kami membuka pasar baru untuk SSJ100," kata Victor Soubbotine, presiden SCAC. "Ini adalah tonggak sejarah yang nyata untuk program Sukhoi Superjet 100 yang unggul karena baru-baru ini meluncurkan keberhasilannya mendapatkan nilai penuh pada tahap sertifikasi. Hasil pertama tes penerbangan yang berlangsung di Komsomolsk mengkonfirmasi bahwa rancangan karakteristik pesawat SSJ100 tersebut akan sangat sesuai untuk dipakai menjadi armada penerbangan Kartika. " Kartika Airlines, sebuah maskapai penerbangan regional Indonesia, akan menggunakan kesemua pesawat tersebut baik untuk penerbangan dalam negeri maupun penerbangan internasional. Pengiriman pesawat dijadwalkan untuk dimulai pada tahun 2011. Perjanjian tersebut mencakup 15 pesanan permanen dan pilihan untuk tambahan 15 SSJ100/95B. SSJ100/95B dapat mengakomodir 98 penumpang pada konfigurasi "single class" atau 86 penumpang dalam konfigurasi "dual class" (78 di kelas ekonomi dan 8 di kela premium). Pesawat ini akan didukung oleh kekuatan dua mesin SaM146. Performa terbaik Kartika Airlines sangat diharapkan dapat tercapai dengan dukungan pesawat baru ini.
Continue reading →

LCC Seats

Semakin majunya zaman seiring dengan semakin sempitnya kursi yang akan kita Nikmati pada saat Melakukan perjalanan dengan Pesawat. Ketidak sesuaian Harga dengan Pelayanan Berbanding Terbalik,
Gembar-gembor Low Cost Carrier mengakibatkan banyak masyarakat tidak mendapatkan pelayanan maksimal dengan Harga Tiket Yang Selangit, akan kah Airlines yang Berlabel Low Cost Carrier akan menggunakan Fasilitas semacam ini..... Berarti bagi anda yang sering bepergian dengan pesawat bersiaplah anda menikmati perjalan anda denagn Kursi Setengan Berdiri, diikuti dengan Bayarnya Penggunaan Fasilitas Toilet Pesawat, atau Bahkan yang lebih gilanya lagi jangan sampai terjadi kata orang kita " Amit-amit" bahkan kursi pun dibawah sendiri dari Rumah........wkwkwkwkwkwk............... Inilah zaman yang mugkin akan kita Hadapi.
Continue reading →

Standard Service


Standar Pelayanan Minimum Maskapai Disusun

JAKARTA (SINDO) – Departemen Perhubungan (Dephub) tengah menyusun standar pelayanan minimum (SPM) angkutan udara berdasarkan besaran tarif tiket. Aturan ini disusun beriringan dengan perumusan sanksi keterlambatan (delay) penerbangan. Jadi standar pelayanan dari maskapai full service seperti apa, lalu low cost carrier (LCC) seperti apa,” ujar Direktur Angkutan Udara Dephub Tri Sunoko di Jakarta belum lama ini.

Menurut dia, saat ini setiap maskapai mempunyai definisi pelayanan masing-masing berdasarkan dua jenis konsep tadi. Namun, sejauh ini pemerintah memang belum membakukan konsep penerbangan LCC. Di Indonesia, konsep tersebut terbentuk secara alamiah untuk membedakannya dengan maskapai full service. Untuk diketahui, saat ini baru PT. Garuda Indonesia yang mendeklarasikan penerbangannya sebagai full service. Akibatnya, infrastruktur pendukung untuk maskapai LLC pun di Indonesia tidak ada.”Kita belum memiliki secondary airport,” tutur Tri.

Padahal, diluar negeri, bandara kelas dua ini didefinisikan sebagai bandara yang jaraknya jauh dari kota dan biaya penanganan didarat (ground handling) juga murah. Sementara di Indonesia, terminal khusus untuk LCC saat ini belum tersedia dan masih bergabung dengan maskapai full service sehingga pengenaan biaya diseragamkan dengan maskapai full service.

Sementara itu, terkait penetapan sanksi delay kepada maskapai untuk setiap keterlambatan akibat faktor eksternal, Tri menuturkan, dalam revisi Keputusan Mentri Perhubungan No. 81/2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara, sedikitnya terdapat tiga jenis kompensasi yang wajib diberikan pada penumpang.

Pertama, untuk keterlambatan mulai 30 menit sampai 90 menit, maskapai harus memberikan refreshment. Kedua, lebih dari 90 menit hingga 180 menit, wajib memberikan makan sesuai waktunya.”Kalau waktu makan siang atau malam dikasih makan,”imbuhnya.Ketiga, 180 menit keatas, penumpang berhak mendapat fasilitas akomodasi atau penginapan. Dengan catatan, ketika itu sudah tidak ada penerbangan lanjutan.

Tri menuturkan, usulan kompensasi ini masih dikaji dilingkup internal Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan baru akan dikomunikasikan kepada Direktur Jendral Perhubungan Udara setelah konsepnya matang.”Selesai itu baru disosialisasikan ke maskapai,” ujarnya.

Disebutkan juga, kewajiban kompensasi hanya berlaku untuk setiap kesalahan teknis dan operasi maskapai, diluar itu operator tidak diwajibkan mengganti pelayanan apapun kepada penumpang. Namun, operator dipersilahkan jika tetap ingin memberikan kompensasi karena akan menjadi nilai promosi bagi maskapai tersebut.

Sekretaris Jendral Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Tengku Burhanuddin berpendapat, SPM sebaiknya hanya difokuskan pada penyeragaman tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan. Diluar itu, menurutnya, pelayanan angkutan udara tidak perlu distandarkan.”Karena untuk pelayanan lain, seperti konsumsi, itu wilayah kopetisi mereka sehingga tidak perlu diatur,” tutur dia kemarin.(meutia rahmi)
Continue reading →

Standard LCC



Standar Layanan LCC Segera Diatur

JAKARTA – Pemerintah berencana mengatur Standar Pelayanan Minimum (SPM) maskapai penerbangan berpelayanan penuh (full service) dan maskapai berbiaya murah (low cost carrier/LCC). Direktur Angkutan Udara Departemen Perhubungan Tri S. Sunoko mengatakan regulasi itu akan ditetapkan dalam peraturan Mentri Perhubungan (Permenhub). Aturan itu akan memberikan kepastian standar pelayanan minimum dan perlindungan kepada konsumen maskapai penerbangan nasional,” ujarnya akhir pekan lalu.

Permenhub itu juga akan mengatur sistem penarifan maskapai full service dan LCC dikaitkan dengan standar pelayanan minimum angkutan udara dimana nantinya terdapat dua mekanisme yang mengatur tarif batas atas dan tarif referensi.

Sampai saat ini, belum ada aturan yang menegaskan tentang SPM sehingga standar itu diatur oleh setiap operator. Dengan keluarnya aturan tersebut, maka Indonesia secara tidak langsung mengakui keberadaan LCC. Pemerintah juga berencana melengkapi infrastruktur industri pendukung seperti pembangunan terminal khusus LCC dan penyedia bandara sekunder.

Sampai saat ini, Indonesia belum punya, kami berkeinginan menjadikan Bandara Pondok Cabe sebagai secondary airport. ”Secendary airport adalah bandara kedua yang menawarkan tarif landing lebih murah, ground handling murah, tapi jarak dengan kota jauh. Tri menyatakan jika SPM telah diatur tersendiri, konsep maskapai LLC akan diakui oleh Indonesia dan bias diterapkan di airline LLC.

Pangkas subkelas. Kasubdit Angkutan Udara Dalam Negeri pada Ditjen Perhubungan Udara Dephub Hemi Pamuraharjo menambahkan pihaknya akan memangkas 12 subkelas kursi yang diterapkan maskapai nasional. “Pemangkasan itu akan dilakukan dari biasanya 12 subkelas menjadi 5 subkelas saja,” kata Hemi.

Pemangkasan subkelas itu menyusul keluhan masyarakat yang membeli tiket tapi dengan harga beda. Selama ini, aturan subkelas kursi yang dijual diluar negeri mengacu waktu pemesanan tiket sehingga pelanggan yang memesan tiket jauh hari akan mendapatkan harga tiket lebih murah dibandingkan dengan pemesanan mendadak.

Terkait dengan penetapan kompensasi keterlambatan (delay) kepeda penumpang akibat faktor internal, Hemi menyatakan terdapat tiga jenis kompensasi yang wajib diberikan. Pertama, untuk keterlambatan mulai 30 menit sampai 90 menit, maskapai harus memberikan refreshment. Kedua, lebih dari 90 menit sampai 180 menit, wajib memberikan makan sesuai waktunya, seperti jika sudah waktu makan siang atau malam maskapai wajib memberi konpensasi makan. Ketiga, 180 menit keatas, penumpang berhak mendapat fasilitas akomodasi atau penginapan. Dengan catatan, ketika itu sudah tidak ada penerbangan lanjutan.

Usulan konpensasi ini wajib dikaji di internal Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan baru akan direkomendasikan kepada Direktur Jendral Perhubungan Udara setelah konsepnya matang. Disebutkan juga, kewajiban konpensasi hanya berlaku untuk setiap kesalahan teknis dan operasi maskapai, diluar itu operator tidak diwajibkan mengganti pelayanan apapun pada penumpang. Namun, operator dipersilahkan jika tetap ingin memberikan konpensasi karena akan menjadi nilai promosi bagi maskapai tersebut. Sekjen Indonesia National Air Cariers Association (INACA) Tengku Burhanuddin menyatakan SPM sebaiknya hanya difokuskan pada penyeragaman tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan. (hendra.wibawa@bisnis.co.id)
Continue reading →

Route BDJ-KBU

Keterbatasan Armada PT. Trigana Air untuk wilayah terbang Kalimantan khususnya Kalsel, mulai Tanggal 25 Oct s/d 31 Oct penerbangan yang melayani Rute diKaltim dan Kalsel Diliburkan, hal ini dikarenakan Pesawat yang melayani Kalbar menjalani proses Ganti Engine, dan rencana akan menerbangi kembali Rute Kaltim dan Kalsel pada Tanggal 1 November 2010, dengan harapan dapat menerbangi kembali Rute Banjarmasin - Kotabaru setiap hari. Dengan demikian kepada seluruh pelanggan setia PT. Trigana Air kami mohon maaf atas ketidak nyamanan tersebut.

Continue reading →

About Me

Foto saya
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
PT. Trigana Air Service Perwakilan Banjarmasin Bandar Udara Syamsudin Noor (Terminal Keberangkatan) Tlp 0511-4705300 Fax 0511 4706159

Followers


blog created by

Facebook Box

My status

ours

Pesona Banjarmasin